inhousesalem.com – Permintaan India Meningkat Tajam
- Impor India melonjak 84 % pada Mei, mencapai 592.888 ton—level tertingginya sejak November 2024—karena stok dalam negeri rendah dan harga CPO lebih murah dibandingkan minyak sawit saingan seperti soyoil dan sunflower oil.
- Regulator SEA (Solvent Extractors’ Association) memperkirakan impor bahkan bisa mencapai 850.000 ton pada Juni, seiring berlanjutnya tren restok oleh para penyuling di India.
- Pada Juni, impor naik 61 % dari bulan sebelumnya, mencerminkan upaya pemulihan stok yang signifikan .
Kebijakan Fiskal yang Memicu
- Pemerintah India menurunkan bea impor CPO sebesar 50 %, sehingga membuat harga menjadi lebih menarik dan margin import lebih positif dibandingkan soyoil .
- Kebijakan ini berdampak langsung pada permintaan yang melonjak, memperkuat sentimen bullish di pasar CPO.
Respons Pasar dan Harga
- Harga CPO di Bursa Malaysia (benchmark FCPO) melonjak mendekati RM3.950/ton pada awal Juni, setelah empat minggu koreksi, karena ekspektasi pemesanan kuat dari India.
- Data Trading Economics menunjukkan harga CPO naik 1,84 % pada 2 Juli 2025 menjadi RM4.043/ton, didorong oleh momentum permintaan India.
Respons dari Malaysia dan Indonesia
- Menurut Malaysian Palm Oil Council (MPOC), pembeli utama seperti India dan China kembali aktif karena harga kompetitif (RM3.900–4.200/ton), dan ini bakal menopang harga dalam enam bulan mendatang.
- Sementara itu, produksi CPO Malaysia tetap moderat—sedikit menurun dari tahun lalu—menahan kenaikan stok yang tajam dan mendukung harga.
Dampak & Implikasi
Aspek | Dampak |
Harga CPO Global | Melonjak ke kisaran RM4.000–4.100/ton akibat lonjakan permintaan India. |
Produsen | Negara penghasil (Indonesia, Malaysia) mendapat respons harga dan ekspor meningkat. |
Penyuling India | Otomatis mengisi stok, mendukung margin dan stabilisasi pasokan. |
Minyak Nabati Lain | Soyoil dan sunflower oil harus bersaing ketat dalam hal harga dan margin. |
Ringkasan
- Permintaan India yang melonjak (Naik 84 % Mei, 61 % Juni) mengerek harga CPO ke level tertinggi tiga minggu.
- Faktor utama: stok rendah dalam negeri dan diskon impor pasca bea diturunkan .
- Malaysia dan Indonesia menjadi produsen utama yang diuntungkan Website, sementara pasar minyak nabati global melihat dinamika harga kompetitif.
Outlook ke Depan
- Permintaan India kemungkinan terus tinggi hingga akhir kuartal ini, didorong oleh tren restok dan kebijakan bea tetap rendah .
- Harga CPO berpotensi stabil di rentang RM4.000–4.200/ton dalam beberapa bulan ke depan, sesuai analisa MPOC .
- Faktor kunci selanjutnya adalah pergerakan harga rival (soyoil) dan potensi gangguan pasokan akibat kondisi cuaca di negara produsen.